Tari beskalan adalah salah satu bentuk tari putri yang berkembang dari bentuk tari ritual, khususnya sebagai medium upacara yang erat kaitannya dengan eksistensi bumi atau tanah, yang kemudian sekitar tahun 1930-an berkembang menjadi bentuk tari yang berkaitan erat dengan pertunjukan “andong”, sejenis tayub yang pertunjukan secara berkeliling “mbarang” atau “amen”.
Tari Beskalan juga biasa disebut dengan tarian ucapan “selamat datang”.
Dulunya tarian beskalan ini sering digunakan sebagai tarian upacara kesuburan. Orang jaman dulu sering menggunakan tarian ini sebagai tarian ketika akan mengadakan pembukaan lahan atau membangun bangunan yang cukup besar. Bahkan sekarang ini,beberapa kalangan masyarakat masih ada yang menggunakan tarian tersebut.
Tarian tersebut dipercaya sebagai penyambutan para arwah nenek moyang untuk memberkati tanah yang akan dibangun tersebut. Oleh karena itu adanya tumbal dan sesajen juga tidak lupa sebagai “jamuan makan” para arwah nenek moyang. Tari beskalan juga bisa sebagai ritual pengharapan, pengharapan kesehatan (segerwaras), keselamatan (selamet), dan kesuburan. Tumbal yang biasa dipake yaitu tumbal kepala kerbau yang ditanam disekitar lahan. Seperti yang kita tau sendiri bahwa tarian ini semakin jarang ditampilkan. Hanya beberapa kalangan saja yang masih setia mempersembahkan tarian ini.
Tarian ini biasanya menjadi tarian pembuka pertunjukan seperti ludruk. Maka tak heran apabila tarian ini juga dipersembahkan untuk para tamu penting yang datang ke kota Malang. Tarian beskalan sendiri berasal dari akar kata Bit-Kal. Bit berasa dari kata bibit atau bakal dan kal berasal dari kata cikal yang artinya awal. Dari kata-kata tersebut kata beskalan berarti awal atau permulaan. Pengertian ini mempunyai kaitan dengan kelapa (cikal). Itu berarti ada hubungan erat antara sebutan gending kalapa Ndek (kelapa pendek) yang kemudian dikenal dengan gending beskalan.
Tarian ini sendiri terdiri dari dua orang putra yang memakai topeng merah dan putih dengan diiringi gending beskalan. Meskipun pada awalnya diiringi dengan alat music sederhana, namun sekarang sudah diiringi dengan gamelan Jawa lengkap dengan laras Slendro yang menjadi cirri khas gamelan Jawa Timuran.
0 komentar:
Posting Komentar