Senin, 22 September 2014

Coban Rondo, Kisah dan Konflik Menjadi Satu

Wanawisata Coban Rondo berlokasi sekitar 25 kilometer dari Kota Malang atau sekitar 12 kilometer di barat Kota Batu. Waktu tempuh dari Kota Malang ke lokasi sekitar satu jam. Untuk tiba Coban Rondo, pengunjung bisa naik kendaraan pribadi atau umum dari Kota Malang. Jika naik angkutan umum, pengunjung turun di daerah Patung Sapi Pujon dengan tarif Rp 10.000. Selanjutnya, wisatawan naik ojek motor untuk sampai di kawasan wisata.

Tiket masuk kawasan Wanawisata Coban Rondo Rp 12.000 per orang dan parkir kendaraan Rp 1.000-Rp 3.000. Dari gerbang masuk, pengunjung masih harus menempuh perjalanan berkelok-kelok di tengah hutan pinus sepanjang sekitar 4 kilometer hingga sampai di tempat parkir. Selanjutnya, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki sekitar 500 meter hingga sampai di lokasi air terjun. Tinggi air terjun Coban Rondo 84 meter. Obyek wisata ini di bawah pengelolaan Perum Perhutani Malang dan berada di ketinggian 1.135 meter di atas permukaan air laut.

Coban Rondo pun memiliki legenda menarik yang selalu dikenang. Coban berarti ’air terjun’. Sebagian orang menyebutnya sebagai serapan dari kata cobaan. Syahdan, tersebutlah sepasang muda mudi yang baru saja melangsungkan pernikahan. Mereka dikenal dengan nama Dewi Anjarwati yang berasal dari Gunung Kawi, dan Raden Baron Kusuma yang berasal dari Gunung Anjasmoro. Mereka berdua hidup berbahagia, ibarat bunga yang sedang mekar, indah dan berbau harum. Suatu hari Dewi Anjarwati berkeinginan menjenguk kedua mertuanya (orang tua Raden Baron Kusumo) di Gunung Anjasmoro. Orang tua Dewi Anjarwati tidak mengizinkan kedua mempelai untuk bepergian mengingat usia pernikahan mereka baru 36 hari (selapan), dan menurut kepercayaan masyarakat Jawa pasangan pengantin yang belum melalui masa selapan tidak diperkenankan untuk bepergian jauh, atau sesuatu yang buruk akan menimpa mereka. Namun, Dewi Anjarwati dan Raden Baron Kusumo mengabaikan anjuran orang tua Dewi Anjarwati dan tetap berangkat menuju Gunung Anjasmoro seraya menegaskan bahwa mereka siap menerima resiko apapun sekamuinya benar-benar terjadi sesuatu yang buruk di tengah perjalanan.




Di tengah perjalanan, rombongan mempelai bertemu dengan seseorang yang mengaku bernama Joko Lelono. Pria yang tidak diketahui asal-usulnya dengan jelas tersebut jatuh hati pada Dewi Anjarwati dan berusaha mengambil sang mempelai perempuan dari suami sahnya. Akibatnya terjadilah perkelahian yang cukup hebat antara Joko Lelono dan Raden Baron Kusumo. Keduanya saling mengadu ilmu dan tampak sama kuat. Lalu Raden Baron Kusumo menginstruksikan agar para pembantunya lari dan menyelamatkan Dewi Anjarwati di suatu tempat yang disebut dengan Coban (air terjun). Kesanalah akhirnya rombongan ini menuju dan menanti datangnya Raden Baron Kusumo. Namun apa daya ternyata Raden Baron Kusumo tak pernah datang, meski telah dinanti sekian lama. Di sebuah batu yang terletak di bawah air terjun Sang Putri merenungi nasibnya akibat melanggar nasehat orang tua. Dan air terjun itu dinamakan Coban Rondo (air terjun janda) hingga saat ini.

Moda transportasi umum yang tersedia untuk menuju Air Terjun Coban Rondo adalah bus jurusan Malang-Kediri via Pujon dengan ongkos sekitar Rp 2500/ orang.  Sedangkan tiket masuk Air Terjun Coban Rondo juga sangat terjangkau, yaitu sekitar Rp 3000-Rp 4000/ orang, dengan harga tiket parkir Rp 3000 untuk kendaraan roda empat, dan Rp 1000 untuk kendaraan roda dua.

0 komentar:

Posting Komentar