Jumat, 19 September 2014

Taman Wisata Wendit

Taman Wisata Wendit, terletak di Desa Mangliawan, Kec. Pakis, Kabupaten Malang ± 8 Km dari pusat Kota Malang. Lokasinya terletak di tepi kanan jalan utama arah ke Gunung Bromo melalui Tumpang (via) Poncokusumo.
                             
Taman rekreasi dan pemandian Wendit, menyediakan Kolam Renang (alami serta buatan) yang luas, baik untuk dewasa maupun anak-anak, Perahu Dayung, Water Technology berupa Kolam
Gelombang dan Kolam Arus, Waterboom, Bom-bom Car; Worm Coaster, Carousel dan Sepeda Air, Restoran, Restoran Apung, Food Centre atau Kantin, Pentas Musik, Outbond, Spa, Cottage serta berderet toko yang menjajakan cinderamata khas Wendit.
Taman wisata ini mempunyai acara yang khas pada setiap Bulan Syawal. Dimana taman wisata dipenuhi pengunjung yang ingin merayakan hari Lebaran sampai dengan hari Ketupat Lebaran. Biasanya dengan mengadakan berbagai macam hiburan serta mendatangkan artis-artis terkenal (tanggal 1 s/d 11 Syawal).


Disamping itu dengan mandi dikolamnya menurut kepercayaan mempunyai khasiat membuat wajah tampak "awet muda". Dan masyarakat suku Tengger juga mengambil air dari "Sumber Air Mbah Kabul" ini, dibawa pulang dengan kepercayaan yang sama seperti di Pulau Sempu, yaitu untuk kesembuhan dan kesehatan. Menurut mereka khasiatnya sama dengan "Air Widodaren" dari Gunung Bromo yang merembes ke arah Wendit. Daya tarik yang khas adalah adanya puluhan kera yang jinak yang bebas berkeliaran di hutan kecil di Wendit dan menghuni dipepohonannya. Beberapa arca kuno juga dapat dilihat di taman ini dan dapat diperoleh cindera mata hasil kerajinan penduduk setempat. 

Beberapa sejarah juga pernah mencatat bahwa Wendit merupakan pesanggrahan dan pemandian yang dilengkapi dengan lapangan tenis dan ditanami pohon jati serta pinus yang menyerupai hutan kecil pada zaman penjajahan Belanda. Pada zaman kependudukan Jepang, Wendit tidak terurus dan rusak. Memasuki tahun revolusi hingga 1960an, Wendit merupakan Basis Pertahanan Pejuang. Pada tahun 1960 hingga 1970, Wendit dikelola oleh para Veteran Perang. Awal 1980an, Wendit diambil alih oleh Pemerintah Kabupaten Malang sebagai objek wisata. Tahun 1975, Wendit ditransformasikan sebagai Badan Usaha Milik Daerah yang dikelola oleh Perusahaan Daerah Jasa Yasa dan menjadi sektor pariwisata dan penghasilan bagi warga sekitarnya.

Taman wisata ini mempunyai acara yang khas setiap bulan Syawal. Dimana taman wisata dipenuhi pengunjung yang ingin merayakan hari Lebaran sampai dengan hari Ketupat Lebaran. Biasanya mulai tanggal 1-11 Syawal diadakan berbagai macam hiburan serta mendatangkan artis-artis terkenal.  Oya, di dalam taman rekreasi ini juga terdapat monumen pesawat Mig-19 yang dulu berpangkalan di Bandara Abdul Rachman Saleh.

Daya tarik yang khas obyek wisata ini adalah adanya puluhan kera yang jinak dan bebas berkeliaran di hutan kecil dan menghuni di pepohonannya. Monyet di sini berjenis kera ekor panjang (macaca fascicularis). Pengunjung bisa memberikan makanan kepada monyet-monyet tersebut. Di Wendit, pengunjung juga bisa menikmati telaga dengan perahu kayu untuk berkeliling. Di sekitar telaga terdapat restoran dan beberapa pondok wisata. Kera-kera jinak dibiarkan lepas mendekati pengunjung menjadi daya tarik dic sekitar telaga ini. Bangku-bangku santai berjejer di tepi pemandian. Di sini, wisatawan juga bisa melihat beberapa peninggalan sejarah berupa arca kuno tersebar di sekeliling Pemandian Wendit. Kalau ingin berkeliling mengitari kawasan hutan di Wendit, pengunjung bisa menyewa kuda dengan pemandu yang memakai seragam ala punggawa kerajaan tempo dulu.

Harga tiket masuk ke area  wisata Wendit adalah Rp10.000 (dewasa) dan Rp 5.000 (anak-anak). Untuk menikmati fasilitas-fasilitas yang ada di dalamnya dikenakan tarif yang bervariasi. Di antara fasilitas tersebut ada yang harganya cukup mahal, yakni layanan salon dan spa dengan harga Rp 200.000 serta tiket masuk makam Mbah Kabul sebesar Rp 500.000.  Sedangkan untuk fasilitas lainnya masih berstandar umum antara Rp 5.000 hingga Rp 25.000.



Tempat wisata ini dapat dijangkau dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum. Jika menggunakan kendaraan umum, dari Terminal Arjosari Malang bisa naik angkutan jalur AT (Arjosari-Tumpang) warna putih kombinasi hijau. Sementara bagi pengunjung yang menggunakan pesawat, dari Bandara Abdulrahman Saleh bisa langsung ke kawasan ini yang hanya berjarak sekitar 5 kilometer dari bandara.



0 komentar:

Posting Komentar